Parkirlah Kendaraan pada Tempatnya
Eka PW
Eka PW
“Malioboro itu terkenal. Banyak wisatawan yang datang kemari demi bisa menikmati keramaian khas Jogja disini. Tapi masih banyak diantara mereka yang bingung ingin parkir dimana. Kata mereka terlalu jauh dan malas menyebrang jika parkir di Abu bakar Ali. Sebagian dari mereka memilih parkir di kawasan parkir mall matahari atau ramayana.” Tutur salah satu juru parkir di kawasan parkir Abu Bakar Ali saat ditemui di kawasan parkir Abu Bakar Ali Rabu, 15 Maret 2017.
Malioboro. Salah satu tujuan wisata paling diminati di Yogyakarta. Tak lengkap rasanya apabila tak menginjakkan kaki di Malioboro saat berkunjung di Yogyakarta. Tempat wisata yang sangat kental dengan hal-hal berbau budaya. Khususnya budaya Jawa yang sangat melekat dari setiap sudutnya. Mulai dari makanan, pakaian dan pernak-pernik khas Yogyakarta ada disini. Berikut dengan orang-orang yang ramah siap menyambut kedatangan wisatawan di tempat ini. Mulai dari tukang delman, becak hingga pedagang, semuanya akan menyambut ramah para wisatawan.
.Untuk berwisata di Malioboro akan lebih nyaman apabila berjalan kaki menyusuri setiap sudut Malioboro. Untuk urusan memarkir kendaraan, kawasan Malioboro menawarkan banyak lokasi Parkir. Diantaranya adalah kawasan parkir yang baru saja dibuka, Abu Bakar Ali, kawasan parkir Pasar Beringharjo, Stasius Tugu, Ina Garuda Hotel, Kawasan Parkir Matahari mall dan Ramayana. Namun pemerintah merekomendasikan wisatawan atau para warga yang beraktivitas termasuk penjual di Malioboro untuk memarkirkan kendaraan mereka di kawasan parkir Abu Bakar Ali. Hal ini demi terciptanya suasana tertib di kawasan Malioboro dan tentunya tidak menghambat kondisi arus lalu lintas di sekitar Malioboro. Letaknya yang diaggap strategis yaitu di sebelah utara jalan Malioboro, dapat membebaskan setiap emperan Jalan Malioboro dari ruwetnya kendaraan yang terparkir.
“Disini banyak lokasi parkir. Ada yang di Ina Garuda Hotel, Matahari Mall atau Ramayana. Namun wisatawan, bahkan para pedagang atau penjaga toko sudah pada parkir di Abu Bakar Ali. Dulunya masih diemperan dan menjadikan suasana ruwet karena kendaraan sana-sini. Sejak adanya relokasi, mereka pindah parkir disini. Yah walaupun harus jalan sangat jauh. Dan tentu masih ada yang parkir tidak disini” Sambung sang juru parkir Abu Bakar Ali.
Perrmasalahannya sekarang adalah masih ada saja para wisatawan yang memilih memarkirkaan kendaraan mereka di emperan toko atau kawasan parkir hotel dan mall yang berdampak pada ketertiban lokasi sekitar Malioboro. Padahal sekarang telah ada kawasan Parkiran Abu Bakar Ali yang merupakan hasil relokasi lahan parkir di kawasan Malioboro dan tentunya sangat direkomendasikan pemerintah untuk para wisatawan demi tertibnya kawasan Malioboro. Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mendorong mereka menjadi wisatawan dan civitas Malioboro yang tertib walau hanya sekedar memarkirkan kendaraan mereka di tempat parkir yang disarankan pemerintah.
Aziza, salah satu pengunjung Malioboro, mengaku lebih senang memarkirkan kendaraan mereka di kawasan parkir salah emperan toko Malioboro. Karena jauh dan tanjakan yang menukik menjadi alasan Aziza lebih memilih untuk tidak memarkirkan kendaraannya kawasan parkir Abu Bakar Ali.
Padahal apabila ada banyak wisatawan seperti Aziza yang memarkirkan kendaraan mereka di sembarang tempat, akan menambah volume kendaraan yang melintas dan keluar masuk area Malioboro. Akibatnya macet dan membuat wisatawan tak nyaman saat menyusuri Jalan Malioboro. Ingin menyebrang saja tentu akan sangat sulit. Padahal toko-toko di kawasan Malioboro ada disisi kanan dan kiri jalan Malioboro yang mengharuskan mereka, para wisatawan, menyebrang saat akan berkunjung toko-toko di kedua sisi Malioboro.
Apabila menilik parkiran Abu Bakar Ali, dapat dilihat dari tempatnya yang sangat nyaman untuk memarkirkan kendaraannya. Lahan parkir yang tersedia sangatlah luas. Sangat cukup untuk sekitar 4000 kendaraan. Terdapat tiga lantai. Lantai pertama untuk kendaraan seperti mobil dan bus, lantai dua untuk kendaraan motor, serta lantai tiga dibiarkan kosong. Ditambah tukang parkir yang siap siaga membantu memarkirkan motor. Tarif parkirnya pun murah. Hanya dengan 1500 rupiah saja, pengunjung dapat memarkirkan kendaraan sepuas mereka tanpa dibatasi oleh waktu. Pemandaangan kota jogja yang dapat dilihat dari lantai tiga parkiran Abu Bakar Ali ini juga menambah nilai baik kawasan parkir ini. Pengunjung dapat berfoto ria di lantai 3. Tentu saja bebas dan tidak dipungut biaya apapun.
Hanya saja parkiran Abu bakar Ali ini, selain tempatnya yang jauh dari kawasan Malioboro memiliki kekurangan lain. Tanjakan yang menukik membuat sebagian wisataaan Malioboro enggan untuk memarkirkan kendaraan mereka di sana. Apalagi akses yang sulit saat berjalan dari tempat parkir ke kawasan Malioboro yang mengharuskan mereka menyebrang jalan. Hal ini tentu menyulitkan wisatawan saat ingin menikmati suasana Malioboro.
Tempat yang jauh dari spot wisata lainnya seperti kawasan titik nol, shopping, dan Taman Pintar menjadi alasan lain. Karena tak sedikit wisatawan beranggapan bahwa tak cukup hanya berkunjung dikawasan di sekitar malioboro. Mereka tentu ingin mengunjungi tempat lain seperti titik nol, Shopping, dan Taman Pintar yang dekat dengan kawasan Malioboro. Namun tentu menjadi pertimbangan mereka apabila mereka memarkirkan kendaraan mereka di Abu Bakar Ali. Akan sangat jauh mereka berjalan dari spot parkir ke spot wisata tersebut. Sedang tentu diantara mereka tidak mungkin berpindah-pindah tempat parkir yang memakan waktu dan energi pula.
Adanya tempat parkir di kawasan Ina Garuda Hotel, Matahari Mall dan Ramayana, membuat sebagian pengunjung memilih untuk memarkirkan kendaraan mereka disana. Karena kawasan parkirnya berada ditengah-tengah sepanjang Jalan Malioboro. Padahal apabila memarkirkan kendaraan mereka disana tentu saja akan dikenakan tarif yang lebih mahal. Dengan hitungan waktu, mereka diharuskan membayar tarif parkir sesuai berapa lama mereka memarkirkan kendaraan.
Untuk itu, demi tertibnya kawasan Malioboro dari kendaraan yang bertebaran dan demi kenyamanan serta kemudahan akses setiap pengunjung dan civitas Malioboro, pemerintah hendaknya meninjau ulang penataan kawasan Malioboro. Terutama tempat parkir yang masih menjadi masalah bagi pengunjung. Memang benar, adanya relokasi tempat parkir ini, telah meringankan beban pemerintah untuk mengatasi keruwetan kendaraan yang bertebaran di kawasan Malioboro. Akan tetapi, pemerintah harus meninjau kembali apa yang menyebabkan sejumlah wisatawan masih enggan memarkirkan kendaraan mereka disana. Bisa dengan merenovasi kembali lahan parkir Abu Bakar Ali agar tidak menyulitkan kendaraan untuk memarkirkan kendaraan mereka terutama sepeda motor. Dengan membuat jalan untuk naik keatas lantai dua agar tidak terlalu menukik apalagi memakan korban. Untuk kemudahan akses para wisatawan agar tak terlalu sulit saat menyebrang dari kawasan parkir Abu Bakar Ali ke kawasan Malioboro, pemerintah dapat membuat jembatan penyebrangan. Serta untuk kemudahan wisatawan menyusuri setiap area malioboro, pemerintah dapat menambah jumlah transportasi khusus pengunjung dan civitas Malioboro di sepanjang Malioboro. (Eka)
0 komentar:
Posting Komentar