Minggu, 25 September 2016

Published September 25, 2016 by with 0 comment



Metode Karakterisasi Telaah Fiksi
Karya Albertine Minderop




Judul                          : Metode Karakterisasi Telaah Fiksi
Pengarang                   : Albertine Minderop
Penerbit                      : Yayasan Obor Indonesia di Jakarta
Tahun terbit                : 2005
Jumlah halaman           : 178




            Dalam buku ini ditulis untuk membantu mahasiswa di bidang sastra untuk menelaah karakter para tokoh dalam tulisan fiksi. Penulis melihat bahwa selama ini banyak mahasiswa yang masih menghadapi masalah dalam menelaah karakterisasi tokoh saat mengikuti kuliah di bidang sastra. Sebabnya adalah karena kurangnya pemahaman konsep dan metode karakterisasi.  Dalam pendahuluan penulis menjelaskan bahwa dalam mendalami karakterisasi tokoh, tidak hanya melalui novel ataupun drama. Tapi dapat pula melalui puisidengan menelaah gaya bahasanya.
            Di buku ini, penulis menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Namun dalam setiap penjelasaan, penulis menyisipi kutipan-kutipan cerita dalam novel yang berbahasa Inggris. Sehingga, pembaca seolah-olah diajak menganalisis kutipan-kutipan tersebut.
            Keunggulan dalam buku ini adalah pembaca dapat dimudahkan pemahamannya dalam menelaah karakter tokoh melalui metode-motode atau teknik tertentu yang dijabarkan dalam buku ini. Selain itu buku ini dilengkapi panduan atau penjelasan secara rinci beserta contoh-contoh yang lengkap berupa kutipan cerita dalam novel  sehingga membantu untuk menelaah melalui metode yang diajarkan. Namun disisi lain, adanya kutipan kutipan dalam berbahasa inggris dapat menyulitkan pembacanya yang masih awam dalam dunia sastra. Bahasa yang dalam, menyulitkan para pemula untuk memahami apa yang dibicarakan si penulis.

            Secara keseluruhan, buku ini benar-benar layak untuk dibaca dan dipahami oleh mahasiswa khususnya di bidang sastra untuk membantu dalam setiap pembuatan karya atau memahami karakterisasi tokoh dari karya sastra lain. Baik berupa novel, drama, puisi, maupun film. 
Read More
    email this       edit
Published September 25, 2016 by with 0 comment


Read More
    email this       edit
Published September 25, 2016 by with 0 comment

Pernahkah kalian melihat sosok lain di dunia? 
Aku Pernah
Tak jauh dari tempat tinggalku
Senyumereka berbeda dengan kalian
Senyumereka tulus dan penuh kesederhanaan. 
Read More
    email this       edit
Published September 25, 2016 by with 0 comment

Latihan untuk mengabadikan... 
Read More
    email this       edit
Published September 25, 2016 by with 0 comment






Read More
    email this       edit
Published September 25, 2016 by with 0 comment

Pernah aku post sebelumnya. Cuma aku hapus lagi, gegara takuta ada yang tersinggung pas baca. Tapi, ini blog kan aku buat atas dasar untuk curhat dan aku punya hak sebebas-bebasnya buat numpahin uneg-uneg. So, ngapain takut. lagian nggak banyak juga orang yang mau nyempetin buat baca disini. ><

Guys aku mau ngomong. Seandainya kalian menjumpai nama pena bertuliskan echino jangan bingung ya. Itu aku. Si admin blog. Gaya banget ya aku sok sokan pakek nama pena. Berasa jadi penulis handal aja. Ya ga papa dong, kan itu cita-cita yang masih bergelayut di benakku. Imbas dari tidak diperkenankannya aku masuk sastra dan malah kesasar di ilkom.

Dulu aku pikir di ilkom aku bisa tenang-tenang duduk manis dan bikin tulisan-tulisan yang manis pula. Tapi ternyata di dalamnya penuh hingar-bingar yang bukan pasionku banget. Aku mau ga mau harus beradaptasi sama penghuni-penghuni ilkom lainnya. Kesana kemari penuh dengan gaya. Pakaian modis, tepat nongkrong asik, megang gadget sana sini. Cekrak-cekrik sana sini.

Pesona ilkom yang sempat menggodaku dulu ternyata membuatku ga bahagia. Pasalnya aku ini sebenernya bukan anak yang atractive. Aku anak yang biasa banget tingkahnya. Kalau ngomongin talk active banyak sih temenku yang bilang aku pandai. Tapi aku ga merasa. Karena sebenernya ngomong tuh emang perlu jadi bukan soal pintar atau enggaknya. Buatku cara penyampaiannya yang bisa menilai pandai atau tidaknya ketika orang bicara.

Dan berhubung aku anaknya suka nulis, lebih suka nulis ketimbang ngomong, makanya aku pingin masuk sastra. Berhubung ortu nglarang, maka aku masuk ilkom, yang katanya aku disana masih bisa nulis sana sini. So, masuklah aku di ilkom. UNY jadi sasarannya.

Pas diterima, seneng dong. Secara jalur snmptn gitu. Setelah melalui beberapa tahap registrasi, aku ketemu sama anak-anak ilkom lainnya. Di meet up pertama, nyaliku ciut. Mereka talk active semua, percaya diri semua, dan nyentrik lah pokoknya. Beda banget sama aku yang seadanya. Ditambah lagi mereka suka traveling kemana-mana dan dandan sana sini. Sedang aku selama ini cuma menghabiskan waktu dengan baca-baca, hitung-hitungan, les sana sini. Boro-boro main, waktuku abis buat belajar. Dari situ semakin minderlah aku. Sampe sekarang aku masih berpikir aku salah jurusan. Kenapa aku ga sebaiknya di ilmu-ilmu eksak aja yang sejurus sama penjurusanku waktu SMA. Walaupun tetep ga nyaman karena basicnya aku suka begini. Nulis baca nulis baca walau tulisanku masih amatir. Dan kebanyakan aku suka bacanya itu soal fiksi dan pinginnya nulis juga fiksi. Makanya pingin masuk sastra buat ngembangin apa yang aku mau.  Tapi Tuhan udah terlanjur nempatin aku disini mau gimana lagi.

Di Ilkom tuh kamu bebas mau ngapain aja. Itu selalu aku dengar dari kebanyakan orang yang udah merasakan bangku ilkom. Sampai saat ini sih aku masih setuju. Karena emang di ilkom tuh banyak banget bidangnya nggak terkecuali tulis menulis. Soalnya kita katanya juga bisa nulis naskah cerita buat film atau yang lainnya. Oke aku seneng dong. Karena otomatis ada tempat buat aku. Tapi..ada tapinya. Ini loh aku masih negatif banget sama temen-temenku. Ya walaupun nggak semua. Cuma aku mikirnya biasakah aku bekerja sama dengan mereka. Ketika suatu saat di kala itu aku dicuekin parah sama mereka-mereka yang jiwanya duniawi banget. Aduh ga usah dibahas kayaknya. Males aku.

Dimasa-masa masuk perkuliahan dimana semuanya pada hunting orang buat dijadikan teman. Aku pun begitu. Aku coba cari temen yang pas buat aku yang sevisi dan misi. Walaupun bakal sulit. Dan jenggggg aku nggak bertemu. Dan mungkin nggak akan. First, aku kenal A. Dia agak pendiem tapi sebenernya enggak. Makanya aku dekatin biar imbang sama aku. Yes seneng dapat satu. Masih inget banget saat itu, miris banget aku Cuma diem aja disaat yang lain foto-foto. Ya iyalah itu bukan aku banget. Aku nggak suka begituan aku ga pede aku pendek. Aku maunya kita sama-sama ke gramedia beli novel. Second, aku ketemu sama B. Dia kayaknya baik juga. Dia yang deketin aku dulu. Aku accept dong karena otomatis dia sejalan sama aku. Berhubung aku sudah berteman dengan si A, maka aku kenalin juga si B sama si A. Bertemanlah kita bertiga. Tapi, suatu saat mereka hanya sering jalan berdua tanpa aku. Yah aku paham sih. Si A yang agak introvert pinginnya punya temen tuh satu aja. Dan dia pilih si B buat dijadikan temen deket bukan aku. Yah, nggak jadi punya temen deket deh aku. But, ngga papa. Aku bukan anak sekolahan kok. Aku mahasiswa kemana-mana udah kuat kalau sendiri. Ketiga, aku bertemu dengan segerombolan anak sbm yang anaknya gila jauh lebih fun banget dan biasa banget nggak hedon lah pokonya. Total ada  empat orang. Kita kenal dan kita klop. Yah walaupun belom deket banget karna baru kenal. Ada 2 anak snm juga yang deket sama aku. Mereka juga klop banget lah. Karena kami sama-sama punya prinsip NO HEDON wkwk. Mereka sederhana dan aku suka.


Nah ini nih yang bikin aku nggak sreg juga sama jurusanku. Banyak banget anak hedon. Bener-bener bertolak belakang banget sama aku. Aku sedari kecil dididik untuk selalu tampil sederhana walaupun kami sekeluarga bisa kalau mau tampil waw. Tapi ayahku sering bilang, bahwa kita hidup berdampingan dengan banyak orang yang berada dibawah kita, so hormati mereka dengan cara tampil membaur dengan mereka dan berkelakuan yang sederhana. Lagian aku punya banyak teman yang nggak mampu. Ada diantara mereka yang bahkan berkerja sambil kuliah. Jadi, aku udah biasa kalau tampil kalem-kalem tanpa hedon. Yang walaupun ngga bisa memungkiri kalau aku juga ga menutup akses pergaulan. Aku juga kadang-kadang hangout ke mall sama temen-temenku yang sanggup. Tapi paling Cuma sekedar nonton sama jalan-jalan tanpa belanja. Apalagi karaoke. Aku ga suka hingar bingar makanya kujauhi betul hal-hal macem itu. Apalagi selalu ingat sama temanku yang ga punya. Mana bisa mereka kayak gini.

Dan anak ilkom justru cinta banget sama beginian. Ya ampun, okelah mungkin aku harus mengorbankan pertemanan. Sedikit teman ga papa lah yang penting sejalan. Itu lah prinsipku.
Jadi, berhubung aku udah terlanjur masuk jurusan ilkom ini, maka ya harus dijalani dengan cinta. konsen aja di bidangku. Dan berusaha menikmati apapun yang terjadi. Ini baru permulaan. Masih ada hal-hal lain yang bakal terjadi selama  tahun kedepan. Sekarang fokus ke cita-citaku yang pingin menjadi seorang penulis dan public speaker hebat. Semoga tercapai. Amiin.



Read More
    email this       edit
Published September 25, 2016 by with 0 comment

Kenangan Sesorah pas Sma. Cah komunikasi kie yo kudu iso sesorah barang kok. po meneh wong jawa


Assalamuálaikum Wr.Wb

Dhumateng Bapak saha Ibu Guru ingkang dahat kinurmatan
Dhumateng Bapak saha Ibu Dewan Juri ingkang  tansah kinurmatan
Saha para kanca ingkang tansah kula tresnani


Langkung rumiyin, sumangga kita panjataken Puji lan Syukur dhumateng Gusti ingkang maha kwaos, Ingkang sampun paring karahmatan ugi paring hidayahipun, saingga ing dinten menika kita saget makempal manunggal ing papan punika kanthi raharja nir ing sambikala.
Bapak saha Ibu ingkang tansah kula hormati, saha para rencang ingkang kula tresnani
            Wonten ing dinten menika, kita sedaya nembe mengeti dinten lahiripun Raden Ajeng Kartini. Pramila, sumangga kita sedaya tansah  mituladhani sosokipun RA Kartini ugi tansah ningali sosok sosok kartini ing Zaman Globalisasi punika.
 Para sedherek ingkang tansah kula tresnani
Kita mangertos bilih Raden Ajeng Kartini menika minangka pejuang kaum wanita sampun paring kathah tuladha dhumateng sedaya kaum wanita ing Indonesia. Sosokipun kartini ingkang luhur lan utama menika sampun ndongkrak nasibipun kaum wanita ing jaman penjajahan. Rikala jaman panjajahan ingkang paring derita ugi paring kasusahan kangge para kaum wanita, sampun dipun babas tuntas kaliyan Raden Ajeng Kartini
Bapak Saha Ibu ingkang tansah kinurmatan, saha para kanca ingkang tansah kula tresnani
            “Habis Gelap Terbitlah Terang” Perjuanganipun Raden Ajeng Kartini kangge mujudaken emansipasi wanita, sampun paring kasil ingkang saestu sae. Awit wontenipun emansipasi wanita ing jaman penjajahan, sampun paring kabebasan dhumateng para wanita ing Indonesia kangge nggayuh menapa ingkang dipun impek-impekaken, dipunidam-idamaken lan dipuncita-citakaken yaitu Pendidikan ingkang sae, kadudukan ingkang sami kaliyan priya, uga saget nderek kegiatan-kegiatan ing maneka warn.bidang lan sakpunanggalane
Para sedherek ingkang kula mulyakaken
            Wonten ing era globalisasi menika,  Kabebasan kangge para wanita kangge nggayuh menapa ingkang dipun idham-idhamaken saestu sampun dipunginakaken para wanita Indonesia kanthi sae. Emansipasi ingkang dipunperjuangaken ing jaman penjajahan sampun mboten perlu dipunperjuangaken malehing jaman punika. Amargi, ing jaman punika, ing jaman Globalisasi, para wanita sampun sami derajat, lan kedudukanipun kaliyan para piyantun kakung. Para wanita sampun bebas milih menapa pedamelan ingkang dipunimpikaken ugi gadhah tanggung jawab ingkang sami kaliyan priya. Sri Mulyani minangka menteri ekonomi ingkang sampun nyelamataken negari saking krisis moneter jilid II, susi susanti kang damel aruming negari saking prestasipun, Anggun C Sasmi ingkang sampun sukses ing bidang musik, uga para wanita sakliyanipun ingkang sampun paring bukti menawi kagungan derajat, kedudukan, prestasi lan tanggung jawab, ingkang mboten kalah kaliyan priya.
Para bapak saha ibu ingkang tansah kula hormati....
            Sampun kathah sosok-sosok kartini modern ingkang gesang wonten ing zaman Globalisasi punika ingkang gadhah maneka prestasi. Ananging para sedherek sedaya, perlu dipu gatosaken, menawi dados sosok Kartini ing zaman Modern menika, mboten namung nginggilaken prestasinipun lan kebebasanipun. Ananging uga kedah eling kaliyan kodratipun minangka wanita ingkang dipuntitahaken kaliyan Gusti Ingkang Maha Kwaos dados tiyang ingkang anggadahi sikap sae, alus, lembah manah,  abdi dhateng keluarga saha luhur,  utama lan Tundhuk dhateng Gusti ingkang maha kwaos. Pramila para sedherek terutami tiyang putri, kita kedah nuladhani sosok kartini , sumangga dados wanita modern ingkang berprestasi uga lembah manah, becik tumindakipun lan sae agamanipun.
Cekap sementen atur kula, mbok bilih wonten lepat ingkang kla sengaja utawi mboten kula sengaja, kula nyuwun agunging pangapunten.

Wassalamu’alaikum WR. WB.
Read More
    email this       edit