Kamis, 16 Februari 2017

Published Februari 16, 2017 by with 0 comment

Menjadi lebih Baik dengan Ilmu Komunikasi



Menjadi lebih Baik dengan Ilmu Komunikasi
Eka PW
Memang benar. Tuhan mengatur jalan hidup kita bukan sesuai yang kita inginkan, namun karena sesuatu yang terbaik untuk kita. Saya Eka. Lahir 19 tahun silam. Pernah bermimpi menjadi seorang Tenaga medis yang handal. Namun mimpi itu belum terwujud dan mungkin tak akan pernah terwujud . Karena disinilah saya sekarang, di Fakultas Ilmu Sosial jurusan Ilmu komunikasi UNY. Tak sesuai harapan memang. Tapi kini, saya mulai menikmatinya.

Hampir berjalan 2 semester kuliah saya di Jurusan Ilmu Komunikasi UNY. Mulai ada susah senangnya. Tak seperti dulu saat awal-awal semester yang banyak susahnya. Bukan karena tak suka dengan apa yang dipelajari. Tapi status Prodi yang kuambil ini bikin bingung dan ragu. Pasalnya boro-boro akreditasi C. Di pamflet sebaran UNY saja ditulis akreditasi prodi ini adalah "prodi baru". Akreditasi apa itu. Ditambah lagi saya harus dapat kawan-kawan baru yang sebagian besar cerewet. Bertolak belakang sekali dengan saya. Saya hanya cerewet dengan teman dekat saya saja. Cukup sulit bagi saya untuk melebur cepat dengan kawan baru. Terkadang saya harus berbulan-bulan untuk bisa bercanda tawa lepas dengan kawan baru.  Sempat dalam diri saya merasa bahwa saya sepertinya tak akan bertahan lama disini. Saya merasa suatu saat saya akan terlempar dari kawan-kawan saya ini karena saya susah bergaul.

Tapi kini, setelah sekian lama. Pandangan negatif dan rasa pesimis saya mulai perlahan menghilang. Saya berusaha menikmati setiap saat saya menjalani perkuliahan ini. Tentu saja sebagai wujud tanggung jawab saya yang sudah memilih sendiri jurusan ini. Selepas tak direstuinya saya oleh orang tua kuliah di jurusan Ahli Gizi di poltekes. Dan mengharuskan saya memilih alternatif lain. Awalnya saya memilih jurusan biologi entah di UNY atau UGM. Namun sama saja orangtua saya sama tak yakinnya dengan pilihan saya ini. Hingga muncul pikiran untuk masuk komunikasi. 

Saya pikir apabila saya masuk komunikasi, sifat saya yang dulunya agak pendiam dan pasif bisa berubah. Biasalah anak IPA kebanyakan pendiam. Membuat saya juga ikut-ikutan teman saya yang pendiam. Bisa saja jika saya masuk di jurusan ini, saya bisa lebih komunikatif. Apalagi diiming-imingi banyak macam pekerjaan yang menanti para lulusan ilmu komunikasi. Syukur-syukur saya bisa jadi public speaker yang handal. Dan terkadang saya suka berpikir bisa saja kalau saya masuk di sekolah medis orang tua saya bisa makin kere karena biaya yang mahal. sedangkan kalau di Ilmu komunikasi biayanya kan tak semahal kalau sekolah medis. 

Mendaftarlah saya kemudian di Ilmu Komunikasi UNY melalui SNMPTN sebagai piliha  pertama. Masa bodoh mau diterima atau tidak. Kan saya juga akan mencoba untuk ikut sbmptn dan utul biologi di UGM atau UNY. Itu kan hanya alternatif saja. Yang kira-kira bisa saya jangkau dengan nilai-nilai saya di sekolah. Tapi ternyata setelah beberapa minggu pengumuman datang dan saya dinyatakan diterima. Senanglah hati orang tua saya. Bahkan nenek saya ikut terharu. Pasalnya saya bisa masuk PTN tanpa tes. Sepertinya nenek saya teringat saat betapa susahnya sepupu saya yang juga cucunya itu sangat kesulitan mencari PTN.. Melihat hal itu semua dukungan kepada saya untuk melanjutkan di UNY ini mengalir. Didukung lagi Ayah saya yang juga bekerja sebagai pegawai di UNY membuat Orang tua saya berpikir akan mudah saat mengontrol saya selama kuliah.  
           
Akhirnya, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah saya di ilmu komunikasi UNY. Saya mencoba melupakan keinginan saya masuk ke sekolah medis. Saya harap selama pembelajaran saya di Ilmu komunikasi ini, saya dapat merubah diri saya menjadi lebih baik. Menjadi seorang yang komunikatif. Selepas saya menjadi orang yang belerja di bidang komunikasi atau tidak yang terpenting saya dapat mendapat pekerjaan yang layak. Saya menginginkan menjadi seorang dosen nantinya. Saya ingin melanjutkan S2 saya di psikologi. 

    email this       edit

0 komentar:

Posting Komentar