Rabu, 23 November 2016

Published November 23, 2016 by with 1 comment

Cinta

Hari ini rasanya beku. Aku beku. Aku dingin. Gunung gunung es kembali terbentuk. Semenjak tak ada lagi pemecah keheningan dan kebekuan.
Dia berbeda sekarang. Bukan salahku yang menyebabkan dia menjauh. Bukan aku pula yang dulunya meminta dia untuk mendekat. Semuanya berjalan dengan sendirinya.
Tapi ada satu hal. Dimana aku merasa kehilangan setelah dia menjauh. Meninggalkan potongan potongan peristiwa lampau hari. Menjadikan aku merindu. Dan terpikirkan pertanyaan-pertanyaan. Mungkinkan aku jatuh hati padanya? Mengapa aku merasa kecanduan dengan sikapnya? Mengapa aku merasa kosong seolah ada yang hilang setelah dia menjauh? Mengapa aku merasa tak rela saat dia dengan yang lain? Dan Mengapa aku tak mau jauh darinya?
Jika memang ini cinta, aku berharap tiadalah kekal bila cintaku rapuh. Tapi kekallah apabila cintaku ini kokoh.
Dia yang sekarang aku pikirkan. Terima kasih aku berikan. Karena telah memecahkah hatiku yang bagai membeku. Meluluhkanku yang sempat menolak adanya rasa cinta. Terima kasih pula telah menganggapku ada dan menjadikanku seorang gadis yang tak takut dengan gejolak dunia.
Jika aku boleh berharap maka aku akan berharap supaya dia kembali bersikap konyol dihadapanku setiap hari. Membuatku tertawa sehingga lupa dengan kesedihanku. Tak apa dia mengejekku sepuasnya. Karena membuatku merasa bahwa aku ada dihadapannya dan menjadi bahan perhatiannya.
Aku yang sempat merasa goyah saat berada di zona yang tak kuharapkan, menjadi kutarik pemikiran kolotku itu semenjak ada dia. Dia bagai hiburanku setiap saat. Melupakan sejenak kepenatan dan rutukan rutukanku terhadap suasana yang kulalui setiap saat
Seandainya. Hanya seandainya. Bila aku benar jatuh cinta padanya? Apakah aku salah. Mengartikan kekonyolan dia menjadi sebuah yang kuanggap perhatian?
Ahhh.... aku yang selalu lemah dalam cinta. Tak bisa aku bedakan mana yang benar dan tidak.
Tapi aku yang lemah ini, bolehkan sekali lagi aku berharap. Agar dia juga merasakan hal yang sama denganku. Maka nantinya aku akan merasa bahagia. Sangat bahagia.
Aku janji setelah itu aku akan kembali pada takdirku disini. Menuntut ilmuku dengan serius. Begitu pula aku akan mencintainya dengan serius.
Love you, thanks for make me regarded. And thanks for your mockery.
For you who always jocking me everyday.

Satu lagi, aku sadar ada yang lain yang lebih pasti dihatimu. Dan mungkin aku seseorang yang datang setelahnya. Hal itu kudengar dari mulut kawanku yang sempat bertanya pada sahabatmu. Perihal benar atau tidaknya, semua ditanganmu. Aku tak meminta kamu memilih diantara keduanya aku dan dia. Atau bahkan aku tidak sama sekali memintamu untuk memilihku. Lagi, semua ditanganmu. Kamu yang punya hati. Kamu yang punya perasaan, yang bisa merasakan kenyamanan. Pilihlah siapa yang paling kau anggap bisa membuatmu nyaman.
    email this       edit

1 komentar:

  1. maafkan aku yang lebay ini. aku ngga tau harus bilang ke siapa tentang ini. terserah mau dibilang bego atau apa. yang penting itu benar adanya.

    BalasHapus