Senin, 05 September 2016

Published September 05, 2016 by with 0 comment

Senin, 05 September 2016
            Menjelang magrib yang dingin. Hujan tiba tiba datang tepat disaat aku sedang mengisi perut laparku. Saat itu aku sedang sendiri tanpa ada teman yang bersamaku. Sesekali Ibu pemilik warung makan yang kusinggahi bercanda disela-sela suara hujan yang mulai menyamarkan deru suara kami. Tawa terkadang mengalun dari mulut kami, membuat aku sedikit terhibur setelah penat hari ini.
            Inilah aku yang sekarang jauh dari rumah dan hangatnya keluarga. Paradoks sekali hidupku jika disini. Memang benar disini banyak orang. Tapi tetap aku tak bisa membohongi diri jika aku kesepian. Banyak hal yang kulakukan disini sendiri. Yang tak pernah kulakukan sebelumnya jika aku dirumah.
            Kadang aku sering membayangkan sesuatu yang gila. Berandai-andai seolah olah itu benar terjadi. Andai dia disini. Bersamaku sekarang. Menjadi lelaki yang mengisi hari-hariku.
            Aku hanya cewek yang tak punya perasaan. Dengan lancangnya mencintaimu bertahun-tahun.  Tanpa pernah berpikir bagaimana keadaanmu yang tengah bersamanya. Menunggumu itu hal gila. Tapi aku masih melakukannya sampai sekarang. Mencoba mengalihkan pandanganku ke lelaki lain, tapi aku gagal. Mereka justru menyakitiku betubi-tubi. Bagaimana aku tidak kembali mencintaimu jika begini.

Sabtu, 3 September 2016
            Tepat menjelang magrib pula saat itu aku melihatmu di Stasiun. Tepat disaat kamu memasuki kereta yang akan membawamu pergi. Kemana lagi jika bukan ke tempat kamu menuntut ilmu. Bedanya saat itu tidah turun hujan dan suasananya ramai. Apa daya aku tak bisa menyapamu. Aku selalu kelu jika didepanmu. Sudahlah kubiarkan saja kamu pergi. Toh demi masa depanmu. Siapa juga aku. I just your friend. Kamu pernah bilang padaku begitu.

Aku pingin cerita banyak tentang kamu disini. Tapi aku takut jika kamu membacanya.
    email this       edit

0 komentar:

Posting Komentar